-->

Berkenalan Dengan Big Data

Henki Wisnu Subakti

Berkenalan Dengan Big Data
Big Data….mendengar istilah tersebut pasti kita langsung tahu bahwa big data berhubungan dengan data yang besar. Tapi apakah big data hanya sebatas data yang besar saja? Seberapa besar suatu data bisa disebut sebagai big data? Apakah big data itu penting? Apa manfaatnya bagi kehidupan kita? Oke mari kita coba bahas satu persatu.

Apa Itu Big Data?
Sejauh ini belum ada definisi pasti tentang apa itu big data, akan tetapi banyak para ahli yang mencoba memberikan definisi terhadap big data. Menurut Wikipedia
Big Data is a phrase used to mean a massive volume of both structured and unstructured data that is so large it is difficult to process using traditional database and software techniques. In most enterprise scenarios the volume of data is too big or it moves too fast or it exceeds current processing capacity.
Sedangkan menurut Edd Dumbill
Big data is data that exceeds the processing capacity of conventional database systems. The data is too big, moves too fast, or doesn’t fit the strictures of your database architectures. To gain value from this data, you must choose an alternative way to process it.
Dari kedua definisi diatas mungkin bisa kita simpulkan bahwa Big Data adalah data yang memiliki volume besar sehingga tidak dapat diproses menggunakan alat tradisional biasa dan harus menggunakan cara dan alat baru untuk mendapatkan nilai dari data ini.
Setiap hari kita menciptakan banyak data, data ini bisa berasal dari mana saja; posting ke situs media sosial, gambar digital dan video, catatan transaksi pembelian dan lain-lain. Data ini adalah big data.
Lalu, sebesar apakah volume data agar bisa disebut big data? Apakah jumlah datanya harus milyaran record per hari? Walaupun masih banyak perdebatan soal ini, sekarang sudah banyak pihak yang sepakat bahwa: jika volume data membuat data tersebut tidak ekonomis / mungkin lagi untuk disimpan di solusi penyimpanan data tradisional (network storage / database / data warehouse), maka itu bisa disebut big data.
Kenapa Harus Big Data?
Teknologi big data muncul untuk memecahkan suatu masalah atau mempermudah penyelesaian suatu masalah. Masalah apa yang dapat dipecahkan dengan big data? Dari berbagai sumber, terdapat 3 masalah utama yang big data coba selesaikan. Masalah tersebut biasa disebut dengan 3V; Volume, Velocity, Variety.
Volume
Salah satu permasalahan yang big data coba pecahkan adalah meledaknya volume data yang suatu organisasi ingin simpan atau proses. Seberapa besar data yang bisa anda olah saat ini? Apakah dengan jumlah data yang anda miliki anda sudah lebih baik dibanding kompetitor? Data yang ada saat ini berukuran sangat besar. Di tahun 2000 saja tercatat 800,000 petabyte data tersimpan di seluruh dunia dan angka ini diperkirakan akan mencapai 35 zettabyte di tahun 2020 atau bahkan lebih. Apakah permasalahan volume data ini hanya bisa dipecahkan oleh big data? Jawabannya, tidak juga.
Sebenarnya suatu sistem database atau data warehouse pun bisa menyimpan data yang sangat besar. Namun, cost platform big data jauh lebih rendah dibandingkan keduanya. Selain itu, berbeda dengan sekedar network storage, teknologi big data tidak hanya menyediakan solusi untuk menyimpan data, namun juga untuk mengolah dan menganalisa data bervolume besar. Bayangkan jika anda membutuhkan analisis terhadap 1 persen saja dari seluruh data untuk mendapatkan keuntungan dibandingkan kompetitor anda, apakah teknologi yang anda miliki sekarang mampu melakukannya?
Velocity
Seberapa cepat kita dapat memproses data yang ada? Mungkin hal itu yang pertama ada dalam benak anda ketika anda membaca ini. Namun sebenarnya velocity di sini kita lihat dari persepsi seberapa cepat kita mampu mendapatkan hasil analisis terhadap aliran data yang terus mengalir di saat yang hampir bersamaan dengan datangnya data tersebut.
Bisa dibilang, permasalahan ini berkaitan erat dengan permasalahan volume data, karena kecepatan data dibuat umumnya berbanding lurus dengan volume data. Data tidak hanya datang dalam jumlah besar, tetapi juga dalam tempo yang lebih singkat dan bahkan ada yang real-time.
Variety
Variety! Finally! Ini adalah permasalahan, yang Big data banget. Mengapa? karena permasalahan ini akan sangat sulit dipecahkan oleh data platform tradisional, baik itu database atau data warehouse. Variety adalah permasalahan yang terjadi karena keberagaman data, baik itu dari format file data yang masuk, maupun format / struktur dari isi data tersebut. Big Data tidak hanya terdiri dari data berstruktur seperti halnya data angka-angka maupun deretan huruf-huruf yang berasal dari sistem database mendasar seperti halnya sistem database keuangan, tetapi juga terdiri atas data multimedia seperti data teks, data suara dan video yang dikenal dengan istilah data tak berstruktur. Terlebih lagi, Big Data juga mencakup data setengah berstruktur seperti halnya data e-mail maupun XML.
Apakah Big Data Itu Penting? Untuk Apa?
Big Data tidak hanya berputar pada jumlah data yang organisasi miliki, tetapi hal yang penting adalah bagaimana mengolah data internal dan eksternal. Kita dapat mengambil data dari sumber manapun dan menganalisanya untuk menemukan jawaban yang diinginkan dalam bisnis seperti: pengurangan biaya, pengurangan waktu, pengembangan produk baru dan optimalisasi penawaran produk; dan pengambilan keputusan yang cerdas. Ketika organisasi mampu menggabungkan jumlah data besar yang dimilikinya dengan analisis bertenaga tinggi, organisasi dapat menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan bisnis seperti:
  • Menentukan akar penyebab kegagalan untuk setiap masalah bisnis.
  • Menghasilkan informasi mengenai titik penting penjualan berdasarkan kebiasaan pelanggan dalam membeli.
  • Menghitung kembali seluruh risiko yang ada dalam waktu yang singkat.
Nah bagaimana? Sudah mulai tertarik dengan big data? Atau malah sudah mempunyai ide tentang cara pemanfaatan big data yang ada di sekitar kita? Hmm…….interesting!!
Itulah tadi sedikit gambaran mengenai big data, pada tulisan selanjutnya saya akan coba membahas tentang beberapa teknologi yang berkaitan dengan big data.

Henki Wisnu Subakti
Load comments